
Semenjak tragedi berdarah 12 oktober warga masyarakat bali merasa terkusik, dimana bali sudah bukan lagi tempat wisata yang damai dan aman untuk dikunjungi. Sehingga hampir semua agen perjalanan atau travel agent membatalkan kunjungannya. Bahkan beberapa negara mengeluarkan travel warning untuk bepergian ke Bali.
Saya sendiri pernah merasakan bahkan setahun setelah tragedi 12 Oktober, Pergi ke Pantai Kuta sama dengan pergi ke tempat perang. Jangankan ke Pantai Kuta ke tempat- tempat keramaian pun ada perasaan was-was, sehingga hampir seluruh perekonomian bali dapat di katakan terpuruk saat itu, apalagi yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Ajeg Bali terasa tidak ada gunanya lagi.
Harapan saya semua pelaku pariwisata bisa memilah – milah dan mengambil hikmahnya atas tragedi ini. Agar jangan tergiur dengan dollar, menghalalkan segala cara. Pemerintah dan aparat keamanan bisa meningkatkan kewaspadaan. Kita sebagai teruna-teruni Bali pada umumnya, marilah kita bersama membangun dan mempertahankan konsep “TRI HITA KARANA”, untuk keutuhan Pulau Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dengan demikian tidak ada lagi ada rasa was-was kalau ingin bepergian…..salam Ajeg Bali.